Halaman

Kamis, 14 November 2019

Cara Kerja Injektor Nozzle Pada Mesin Injeksi

Cara Kerja Injektor Nozzle Pada Mesin Injeksi

Injektor nozzle merupakan salah satu komponen pada mesin diesel yang memiliki fungsi yang sangat penting bagi terjadinya proses pembakaran pada mesin. Fungsi injektor nozzle yaitu untuk menyemprotkan bahan bakar bertekanan yang berasal dari pompa injeksi di dalam ruang bakar. Pompa injeksi merupakan bagian dari mesin diesel yang memiliki fungsi untuk menaikkan tekanan bahan bakar.

Injektor nozzle (injection nozzle) pada mesin diesel terdiri dari beberapa bagian yaitu nozzle holder, overflow pipe, adjusting washer, pressure spring, pressure pin, distance piece, nozzle body, nozzel needle dan retaining nut.

Injektor nozzle dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu tipe hole dan tipe pin. Injektor nozzle tipe hole ini dibagi menjadi beberapa macam yaitu tipe single hole dan multiple hole. Sedangkan pada injektor nozzle tipe pin juga dibagi menjadi beberapa macam yaitu tipe throttle dan tipe pintle. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Cara kerja injektor nozzle
1. Sebelum penginjeksin
Bahan bakar solar yang memiliki tekanan yang tinggi akan mengalir dari pompa injeksi melalui saluran bahan bakar pada nozzle holder kemudian bahan bakar ini akan menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.
2. Penginjeksian bahan bakar
Apabila tekanan bahan bakar yang berada di oil pool ini naik maka bahan bakar ini akan menekan permukaan ujung needle. Apabila tekanan bahan bakar ini melebihi tekanan pegas maka nozzle needle akan terdorong ke atas oleh tekanan bahan bakar sehingga nozzle needle akan terlepas dari dudukannya (nozzle body seat). Kejadian tersebut membuat bahan bakar dapat keluar sehingga akan terjadi langkah penginjeksian atau penyemprotan bahan bakar ke dalam ruang bakar.
3. Akhir penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar maka tekanan bahan bakar yang menuju ke injektor nozzle akan menurun sehingga tekanan pegas di dalam injektor nozzle akan mengembalikan nozzle needle ke posisi semula. Pada saat ini nozzle needle akan tertekan oleh pegas pengembali dengan kuat pada dudukannya (nozzle body seat) dan akan menutup saluran bahan bakar untuk keluar.
Sebagian bahan bakar yang tersisa diantara nozzle needle dengan nozzle body atau antara pressure pin dengan nozzle holder atau yang lainnya yang terletak di dalam injektor nozzle akan dikembalikan kembali ke over flow pipe.

Senin, 11 November 2019

Penjelasan dan Komponen Komponen pada Karburator Mobil

Karburator adalah komponen utama dalam sistem bahan bakar bensin konvensional yang berfungsi untuk menyuplai bensin kedalam aliran udara didalam intake manifold dengan takaran yang ideal. Dari bentuknya yang besar, mungkin anda bertanya-tanya. Apa saja komponen didalam karburator mobil ini ?
Oleh sebab itu, kali ini kita akan membahas secara rinci komponen karburator mobil beserta fungsi dan penjelasan masing-masing.

Komponen Karburator Mobil Dan Fungsinya


1. Selang inlet
Selang inlet adalah selang atau selang masuk yang digunakan sebagai tempat untuk mengalirkan bensin akhir. Dari ban ini mobil memasuki karburator.
2. Life Needle
Jarum pelampung juga bisa disebut tong sampah, karena fungsi buoy adalah membuka dan menutup selang. Ini adalah bagian berbeda dari ujung yang mengarah ke saluran masuk, diameter bawah jarum ini lebih besar dari itu. Ini akan ditutup.
Dan hasil selang inlet tidak mengalir. Sekarang mundur akan membawa uang karena akan terbuka.
3. Pelampung
Pelampung adalah komponen yang mengapung pada objek cair. Fungsi pelampung adalah untuk mengontrol bagian dari jarum buoy sesuai dengan volume mobil di ruang pelampung.
Ketika volume tinggi, posisi pelampung akan lebih tinggi, dan ini akan menjadi bagian atas. Namun, jika volume mulai naik, posisi float akan kembali turun.
4. Ruang Pelampung
Ruang ini, ruang transit sebagai ruang transit, karena disinilah tempat yang malang untuk berbagi. Fungsi ruang penyimpanan hanya diadopsi dari atmosfer.
5. Air Vent
Saluran ruang ini akan menghubungkan ruang pelampung dengan udara ke luar, untuk mengambil langkah di ruang pelampung agar tetap stabil sesuai dengan udara luar. Dengan demikian, jumlah uang yang keluar ke venturi menjadi lebih ideal.
6. Main Jet
Main Jet atau disebut nosel utama adalah saluran utama yang menghubungkan ruang pelampung dengan venturi, dan akan menggunakan jet utama dengan volume ideal.
Diameter jet utama juga disesuaikan dengan kapasitas mesin. Main jet, terhubung langsung ke ruang pelampung dalam posisi miring (posisi input lebih rendah) ini menyebabkan tidak ada tumpahan ke venturi.
7. Slow Jet
Slow jet juga merupakan generator yang melakukan buoy ke intake manifold. Tapi tidak seperti jet utama, jet lambat akan mengalirkan bensin ke semburan jet yang dilengkapi dengan gas gas. Fungsi jet lambat adalah menguras mesin dengan kecepatan idle.
8. Economizer Jet
The jet economizer yang menghasilkan perangkat yang lebih homogen atau bercampur lebih baik dengan udara. Saluran ini berfungsi di tengah saluran menganggur, dengan kata lain jet economizer akan berfungsi saat mesin berada pada kecepatan idle.
9. Idle Jet
Fungsi jet idle adalah untuk mengalirkan udara dari udara bebas ke intake manifold (tanpa gas kapal). Metode menganggur akan digunakan dalam pengaturan mesin RPM yang tidak aktif.
10. Katup Gas
Pada karburator tipe tetap, katup gas berbentuk seperti koin. Bentuk rotasi ini, biasanya akan ditutup oleh saluran udara masuk. Ketika pedal gas tergelincir, sudut pandang akan miring. Aliran sungai bisa lebih lancar. Dari sana, fungsi gas dapat direpresentasikan yang digunakan untuk mengatur kecepatan.
11. Venturi
Venturi adalah ruang dengan diameter sempit di dalam asupan saluran. Desain untuk mempercepat aliran udara melintasi venturi. Jika aliran udara di dalam venturi lebih cepat maka akan lebih besar, di mana akan menghasilkan uang dari jet utama. venturi terletak di sebelah gas gas, tidak ada ras Penjaga tidak akan membuat bensin tersedot oleh piston hisap.
12. Choke
Choke valve pada dasarnya memiliki gas yang sama dengan gas. Fungsinya juga sama untuk menutup saluran udara yang akan masuk ke mesin. Tapi katup choke yang ada sebelum Venturi, Brandenburg, sudah dibuat sehingga piston hisap akan menyedot lebih banyak, sehingga bisa lebih kaya. Bahan-bahan yang digunakan ketika memulai dingin di mana banyak uang mengembun pada dinding asupan.
13. Screw Control
Ada dua regulator untuk karburator mobil, yaitu idle speed air screw dan idle mixture of water screw. Sekrup kecepatan idle akan mengatur posisi awal gas pada posisi pelepasan pedal. Dengan keakuratan saat ini, tabung gas tidak tertutup rapat ketika tidak bisa masuk ke volume kecil.
Sementara itu, idle akan mengatur ukuran saluran jet yang menganggur. Pengaturan ini akan memposting campuran bahan bakar dan udara ketika mesin idle menjadi kaya atau miskin. Demikian artikel lengkap tentang komponen karburator mobil dan fungsinya, semoga dapat menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.

Minggu, 12 November 2017

Bagian – Bagian Dari Mesin CNC TU2A

1.    Motor Utama
Motor  utama adalah  motor  penggerak  cekam  untuk  benda kerja. Motor ini adalah  jenis  motor  arus  searah  DC   (Direct Current) dengan  kecepatan putaran  yang  variable. Adapun  data  teknis  motor  sebagai  berikut:
v  Jenjang  putaran  600-4.000 rpm
Power  Input 500 watt

Power  output 300 watt

1.    Eretan / Support

Eretan digunakan untuk dudukan rumah pahat dan menentukan arah gerakan penyayatan.Arah gerakan penyayatan gerakan dapat sejajar, tegak lurus atau miring terhadap sumbu utama. Arah gerakan penyayatan pada mesin bubut CNC TU - 2A merupakan gerak persumbuan  jalannya  mesin  yang  diberi  lambang  sebagai  berikut :
1.      Eretan  gerakan  memanjang  sejajar  sumbu  utama  diberi  lambang Z, dengan jarak lintasan 0 - 300 mm.
2.      Eretan gerakan melintang tegak lurus sumbu utama diberi lambang X, dengan jarak lintasan 0 - 50 mm.
3.    Step Motor
Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan,yaitu gerakan sumbu X dan gerakan sumbu Z. Tiap – tiap eretan memiliki step motor sendiri – sendiri, adapun data teknis motor sebagai berikut :
ü  Jumlah putaran 72 mm/menit.
ü  Momen putar 0,5 Nm

4.    Rumah Alat Potong (revolver/toolturret)
Rumah alat potong  berfungsi sebagai penjepit alat potong pada saat proses pengerjaan benda kerja. Adapun alat yang digunakan di sebut revolver atau toolturret, revolver digerakkan oleh step motor sehingga bisa digerakkan secara manual maupun terprogram. Pada revolver bisa dipasang enam alat potong sekaligus yang terbagi menjadi dua bagian berikut :
v  Tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran 12 x 12mm, missal pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir dll.
dalam dengan maksimum diameter 8mm, misal : pahat kanan dalam, bor, center driil, pahat ulir dalam dll.

5.    Cekam
Cekam pada mesin bubut berfungsi untuk menjepit benda kerja pada saat proses penyayatan berlangsung. Kecepatan spindle mesin bubut ini diatur menggunakan transmisi sabuk. Pada system transmisi sabuk dibagi menjadi enam transmisi penggerak.
6.    Meja Mesin
Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik buruknya hasil pekerjaan menggunakan mesin bubut ini, hal ini dikarenakan gerakan memanjang eretan (gerakan sumbu z) tertumpu pada kondisi sliding bed ini. Jika kondisi sliding bed sudah aus atau cacat bisa dipastikan hasil pembubutan menggunakan mesin ini tidak akan maksimal, bahkan benda juga berlaku apda mesin bubut konvensional.

7.    Kepala Lepas
Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan center putar pada saat proses pembubutan benda kerja yang relative panjang. Padakepal lepas ini bisa dipasang pencekam bor, dengan diameter mata bor maksimum 8mm. untuk mata bor dengan diameter lebih dari 8mm, ekor mata bor harus memenuhi syarat ketirusan MT1.

8. Bagian Terkendali/Control
Bagian pengendali/control merupakan bok control mesin CNC  yang berisikan tombol -tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada bok control merupakan unsure layanan langsung yang berhubungan dengan operator. Gamabar berikut menunjukan secara visual dengan nama-nama bagian sebagai berikut :

9. Tool Turet
Tool turet berfungsi untuk menggerakkan revolver atau digerakkan oleh step motor sehingga bisa digerakkan secara manual maupun terprogram. Pada revolver bisa dipasang enam alat potong sekaligus yang terbagi menjadi dua bagian 

Mesin Bubut CNC TU2A dan prinsip kerja mesin bubut CNC TU2A

Mesin  Bubut  CNC  TU-2A  adalah  mesin  bubut  CNC  yang  digunakan  dalam  pelatihan-pelatihan permesinan. Salah  satu  yang  sering  digunakan  adalah  Emco TU-2A buatan Emco Austria,berupa  mesin  perkakas  CNC  untuk  simulasi  proses pembubutan.


Prinsip  Kerja  Mesin  Bubut  CNC TU 2A

Mesin CNC TU 2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya mesin bubut konvensional yaitu gerakan dasar ke arah melintang dan horizontal dengan system koordinat sumbu x dan sumbu z. prinsip kerja bubut CNC TU 2A adalah benda kerja terpasang pada chuck berputar searah alat potong. Untuk arah gerakan pada mesin bubut di beri lambang sebagai berikut :
  • Sumbu x untuk daerah gerakan melintang, arah tegak lurus terhadap sumbu
  • Sumbu Z untuk daerah gerakan memanjang, arah sejajar terhadap sumbu putar.

Mesin  bubut CNC TU 2A secara garis besar dapat digolongkan  menjadi dua sebagai berikut:
1.      Mesin bubut CNC Training Unit (CNC TU ).
2.      Mesin bubut CNC Production Unit ( CNC PU ).
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, tetapi yang membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaanya dilapangan, CNC TU  digunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (external programming system). Mesin CNC jenis Training Unithanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan ringan dengan bahan yang relative lunak. Sedangkan mesin  CNC PU  dipergunakan untuk produksi massal. Mesin ini dilengkapi  dengan assesoris  tambahan seperti sistem pembuka otomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolik, pembuangan total dll. Gerakan  mesin bubut CNC dikontrol oleh computer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

Sabtu, 11 November 2017

Sistem pengapian DLI (Distributor Less Ignition)

Artinya sistem pengapian tanpa melibatkan distributor, merupakan sistem pengapian yang telah terkontrol oleh computer, pada sistem ini telah menggunakan EFI. Pengontrolan pengapian dilakukan oleh electronic control unit (ECU), dengan menghilangkan distributor maka akan meningkatkan relibilitas system pengapian dengan mengurangi sejumlah komponen mekanik, prinsip kerja DLI sama dengan pengapian konvensional.
perbedaan utama pada sistem pengapian konvensional dan DLI adalah media pemutusan arus. pada sistem pengapian konvensional, pemutusan arus dilakukan oleh platina pada sudut tertentu. sedangkan pada sistem pengapian DLI media pemutusan arus dilakukan oleh igniter pada coil pack atas perintah ECM dengan bantuan beberapa sensor.
Keuntungan ;
·         Karena tidak menggunakan platina, maka pada DLI tidak memerlukan penyetelan.
·         Efisiensi juga baik
·         Pembakaran lebih akurat
·         Jarang menimbulkan masalah
Kekurangan ;
·         Melibatkan rangkaian elektronik rumit
·         Walaupun jarang bermasalah, sekali bermasalah butuh scanner untuk mendeteksi
·         Harga komponen relatif mahal
Pada umumnya DLI bekerja dengan mengganti fungsi distributor dan platina pada mesin konvensional menggunakan komponen elektronik. Sehingga keduanya memiliki prinsip yang sama namun, pada DLI penyaluran bunga api berlangsung secara elektrik.
Pada saat kontak di posisi ON  battery mensuplai arus ke ECM dan Coil pack, sehingga terdapat arus stand by di coil sekunder. Ckp akan mengirimkan data RPM mesin, sedangkan CMP mengirimkan data posisi top silinder satu.

Sinyal kemudian dikirim ke ECM untuk dikelola bersama data-data dari sensor lain untuk menentukan timing pengapian sesuai kondisi mesin. Hasil output dari ECM berupa sinyal tegangan yang dikirim ke ICM. Sedangkan pada pengapian konvensional platina akan memutuskan arus primer saat posisi top. Tapi pada DLI, ECM yang akan memutuskan arus primer saat posisi top. Tegangan coil sekunder di salurkan ke spark plug untuk pemercikan api di masing-masing silinder, tedapat dua tipe rangkaian yang umum digunakan pada mobil yaitu dual coil pack dan single coil pack.

Sistem pengapian transistor

Pada prinsipnya sistem ini sama dengan sistem pengapian konvensional, yang membedakan adalah platina sudah tidak digunkan melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk menggantikan peran platina, biasanya dikenal dengan sistem pengapian elektronik.
Sistem pengapian transistor memanfaatkan komponen transistor sebagai saklar elektronik untuk pemutus arus premier dan mengasilkan induksi eletromagnetik.
Sistem pengaian pada mobil ini di perkenalkan pada tahun 1955 oleh Lucas, saat itu mdel pengapian ini digunakan pada mobil BRM dan Conventry Climax F1, masih banyak memanfaatkan komponen mekanikal pada sistem pengapian konvensional.
Pengapian sistem transistor (eletronik) dibagi menjadi dua macam:
·         Sistem pengapian semi transistor
Sistem ini masih menggunakan kontak platina. Namun bukan berfungsi untuk memutus arus primer coil, melainkan untuk memutuskan arus menuju kaki basis pada transistor.
·         Sistem pengapian fully transistor
Sistem kedua sudah tidak menggunakan platina atau murni pengapian elektrik. Untuk memutuskan arus pada kaki basis, digunakan alat berupa igniter yang akan mengirimkan sinyak sesuai timing pengapian untuk memutuskan arus pada kaki basis transistor
Prinsip kerja pengapian transistor (elektronik) pada mobil hampir sama dengan pengapian konvensional dan perbedaan terletak pada cara pemutusan arus primer. Namun baik pengapian semi transistor dan pengapian fully transistor memiliki perbedaan cara kerja, pada pengapian semi transistor Saat mesin berputar, cam didalam distributor juga ikut berputar. Hal itu menyebabkan platina dalam kondisi terbuka dan tertutup. Saat platina dalam kondisi terbuka atau terputus, arus listrik yang menuju kaki basis juga ikut terputus. Sehingga kaki kolektor dan emitor juga ikut terputus. Sedangkan pada fully transistor pulse igniter sebagai pengganti peran platina sebagai pemutus dan pembuka aliran arus listik.

Sistem pengapian konvensional

Model ini merupakan sistem pengapian pada mobil yang pertama kali di rancang, sistem ini mengandalkan meknikal distribustor dan platina sebagai inti dari penyaluran percikan api sehingga terjadi pembakaran di ruang bakar. Model ini menjadi dasar sistem pengapian seperti CDI dan DLI. Prinsip dasarnya adalah sebuah rangkaian mekatronika yang bertujuan untuk membangkitkan percikan api pada busi, dengan memanfaatkan energi listrik bertegangan tinggi yang didapat dari proses induksi pada coil.
Didalam coil terdapat dua kumparan yaitu kumparan primer dan sekunder, keduanya memiliki input arus listrik yang sama, akan tetapi untuk outputnya berbeda. Jadi kumparan primer memiliki output yang mengarah ke rangkaian pemutus arus sedangkan sekuder memiliki output mengarah ke busi.
Pada sistem ini banyak digunakan pada mobil lawas seperti kijang generasi awal dan colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana. Pada saat kontak berada di posisi ON , maka arus listrik dari battery atau accu mengalir ke coil dan keluar menuju platina. Dalam hal ini posisi mesin belum berputar atau belum starting maka dari platina akan menghubungkan arus ke massa, sehingga menimbulkan kemagnetan pada kumparan primer.
Saat mesin starting atau kalian mendengar suara mesin, platina akan terputus saat cam menyentuh kaki platina. Sehingga terjadi  kemagnetan pada kumparan primer bergerak  ke kumparan sekunder untuk menghasilakn tegangan tinggi yang di salurkan langsung ke busi untuk proses pemercikan api sebagai api pembakaran, namun percikan api tersebut hanya diperlukan saat langkah usaha saja.
Untuk melengkapi kinerja pada sistim ini terdapat beberapa komponen yang di dominasi dari komponen mekanikal, diantaranya adalah :
·         Battery / Accu
·         Ignition coil /Coil
·         Distributor
·         Busi
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Kendala pada sistem pengapian konvensional pada mobil berbahn bakar bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain. Bisanya kendala yang terjadi antara lain mesin tidak mau hidup, mesin sulit hidup karena percikan api di busi kecil sampai hal yang paling sering dalah ledakan di kenalpot.
Biasanya hal tersebut di sebabkan oleh komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor, sehingga perlu dilakukan perawatan secara berkala. Bagian-bagian tersebut perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas. Komponen sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer. Serta penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.